Bertambah Besar dan Pintar, perilaku anak pun semakin lebih kompleks dan menantang,
Tetap tenang Bunda... :)
Hm....setelah baca buklet dari ayahbunda, dan membandingkannya dengan jagoanku zach jadi pingin share sama bunda yang lain.
1. Aku Paling Penting SEDUNIA
Di usia 1+ jangan heran bila anak menuntut semua keinginannnya dipenuhi. Baginya, di dunia ini hanya dirinya dan keinginannya yang paling penting. Dalam kajian ilmu psikologi disebut egosentrisme alias ketidak mampuan anak untuk melihat suatu hak dari sudut pandang orang lain,
berbeda lho dengan egois.
Egosentrisme terjadi karena belum sempurnanya kemampuan kognitif, tapi kalau Egois adalah ketidaksempurnaan perkembangan sosial anak. Egosentrisme memang ciri khas si 1+, yang muncul di usia 15 bulan, ketika anak menyadari keberadaan diri atau self awarness.
Contoh egosentrisme, ketika anak menerima telpon dr org , ia hanya mengangguk dan menggeleng. tanpa menyadari orang yg ditelpontidak dapat melihat gerakannya.
Semakin besar, anak semakin bisa memahami bahwa orang kain bisa punya pikiran yg berbeda sudut pandangnya. misalnya di usia 3 tahun, ia bisa menyadari temannya menginginkan permainan yg berbeda dengan yang ia ingin mainkan.
Manyikapinya :
- Jangan selalu memenuhi keinginan anak, apalagi kalau ia memintanya sambil menangis. Ajarkan ia untuk menunggu dan beri alasan mengapa ia tidak mendapatkannya sekarang.
- Perlakukan dengan lembut dan sabar, pada usia iniia belum memahami sikap benar dan salah
- Jangan dulu marah, kalau dia mengatakan sesuatu yang menurut anda aneh atau berbeda,jangan marah. tanyakan maksudnya atau meminta ia menunjukan barang yang dipikirkan, anka bisa punya pemikiran yang berbeda dari anda
- Coba permainan ini: minta anak duduk didepan anda. diantara anda dan dia letakkan mainan kesukaannya. lalu letakkan papan atau buku yang di berdirikan diantara anda dan mainnanya. tanya apakah anda bisa melihat mainanya atau tdk. Lalu pindahkan mainnanya dan tanyakan apakah menurut dia anda bisa melihat mainanya. Permainan ini menyadarkan anak bahwa anda punya sudut pandnag yang berbeda dari dia ketika melihat mainan yg sama.
- Hindari bersikap bossy : anak bisa terinspirasi dari anda
Hihihihihi..kata andalan baby zach banget nih, "ndak"..... :P
mendengar kata ini pasti terdengar lucu karena keluar dr mulut mungil si kecil tapi klo tidak terus-terusan ibu pasti juga akan bingung atau malah frustasi mendengar kata-kata bernada negatif itu. Apa ya yang membuat anak mudah berkata "tidak"
Selain meniru orang lain terkadang anak memilih bilang tidak untuk mengungkapkan identitas dirinya, dengan menunjukan sikap tidak setuju ia merasa ia bukan lagi perluasan diri anda. Sekarang ia adalah individu yang memiliki kepribadian. Dengan menggunakan berulang-ulang kata "tidak" anak mencoba menguji otoritas anda, sekaligus menegaskan kemandirian dan otonominya. jangan kuatir itu wajar untuk usia 1+
Menyikapinya :
- Respon dengan humor , jangan terpancing untuk marah, apalagi bila ia lakukan tidak berbahaya.
- Tetap ingatkan kewajibannya untuk hal-hal yang wajib dilakukan,seperi menggosaok gigi. Katakan dengan tegas namun bukan teriakan.
- Menyuruh dengan nada meminta, "Boleh bunda minta bukumu?" lebih baik dari pada memerintah " Bawa sini bukunya"
- Ajarkan mengeksprasikan perasaan, karena terkadang ia memberondong anda dengan kata "tidak" hanya untuk menunjukan ketidaksenangan. Cek dengan kata "kamu marah? mengapa?" Dengarkan sambil membantunya memilih kata-kata.
- sekali lagi Jangan Bossy, karena tidak ada orang yang senang diperintah. Sampaikan instruksi dengan bersahabat.
- Lebih baik minta dia melakukan sesuatu dari pada melarang ia melakukan sesuatu
- Pilih kata spesifik selain "jangan" untuk aktifitas yang berbahaya, misalnya ketika ia bermain dengan gunting, katakan "main gunting bisa membuatmua luka dan berdarah" katakan dengan ekspresi yang mendukung. Setelah itu ajukan usul kegiatan yang lain miasl : " Lebih baik kita lipat kertas origami jadi segitiga kecil yuk"
- Gunakan psikologi terbalik, ketika anak menolak mandi katakan "tidak apa-apa nanti badannya bau dan digigit nyamuk". dengan psikologi terbalik , anak berfikir anda tidak perduli terhadap reaksinya itu akn memancing anak berbuat sebalikanya untuk mendapat respon anda.
bagi si 1+ tidak ada istilah "milikmu", "milik dia" atau "milik kita" yang ada hanya "Milik SAYA" Si kecil baru saja bisa menangkap konsep kepemilikan , dan belum bisa memahami bahwa konsep itu juga bisa berlaku untuk orang lain. Bukan saja normal , sifat memiliki adalah tahapan yang perlu dilalui agar anak punya kemampuan untuk berbagi. Jika tidak diberikan kesempatan untuk menikmati dan menghargai kepemilikan di pertengahan usia 2 tahun dan belajar berbagi pada usia 3-4 tahun.
Menyikapinya :
- Bangun harga diri anak. anak yang merasa tidak aman, biasanya lebih sulit belajar berbagi
- Jangan paksa untuk berbagi, itu akan melukai harga dirinya dan membuatnya merasa tidak penting di mata anda. dengan memaksa anda tidak mengajarinya bermurah hati, melaikan sekedar menuruti instruksi.
- Perkenalkan konsep pinjam - meminjam. Jelaskan jika ia meminjamkan, nanti barangnya akan kembali
- Tegaskan soal kepemilikan, tapi tidak memaksa. Misalnya dengan mengatakan, "tas ini punya ibu, tapi kamu boleh memegangnya"
0 comments:
Post a Comment