Tuesday, July 5, 2011

Salah Kaprah Pada Kesehatan Anak

(Artikel ini di tulis oleh dr. Rini Purwanti untuk Room For Children)

Sering kita mendengar, bahkan mempraktekkan mitos-mitos tertentu yang terkait dengan kesehatan anak. Mitos yang diwariskan turun temurun oleh nenek-kakek dan ayah-ibu kita, padahal kita sendiri tidak tahu kebenarannya. Yuk sama-sama kita kupas benar tidaknya mitos tersebut dan logika dibaliknya.
  1. Kompres dengan alkohol saat anak demam. Katanya mengompres dengan alkohol pada anak yang sedang demam tinggi akan menurunkan suhu tubuh. Benarkah? Alkohol yang sering digunakan untuk kepentingan medis berkadar 70% dan sangat toksik karena mudah sekali diserap oleh kulit. Secara fisis, alkohol memang terasa dingin, namun tidak mempengaruhi suhu tubuh secara internal. Kalau kompres alkohol dilakukan, sama saja seperti kita memberi anak minum alkohol karena efek samping yang timbul sama. Kompres yang benar adalah dengan air hangat, diusapkan ke seluruh tubuh dengan kain lembut selama beberapa menit.
  2. Membalur anak dengan bawang merah saat demam . Ini resep warisan dari jaman baheula nih. Memang benar bawang merah bersifat melebarkan pembuluh darah, sehingga menurunkani suhu tubuh. Sayangnya bawang merah bersifat iritatif bagi kulit sehingga pada beberapa anak akan timbul kelainan di kulit seperti luka bakar ringan. Bau bawang yang menusuk juga dapat menimbulkan rasa tidak nyaman pada anak, padahal pada anak yang demam rasa nyaman sangat membantu. Jadi hati-hati ya memberikan kompres balur bawang.
  3. Tumbuh gigi disertai demam. Pada beberapa anak terkadang didapatkan demam dengan derajat rendah (< 380C) saat sedang tumbuh gigi, terutama apabila gusi sedang bengkak. Namun tidak ada bukti ilmiah yang menyatakan bahwa anak tumbuh gigi selalu demam. Kejadian demam yang bersamaan dengan kejadian tumbuh gigi harus dicari penyebab lainnya, apalagi bila suhunya > 38,5 C.
  4. Kopi dapat mencegah/mengobati kejang demam. Ada yang menyarankan saat anak sedang kejang, diberikan minum kopi/kopi bubuk. Wah, ya tidak benar dong! Jangan sekali-kali memasukkan apapun ke mulut anak yang sedang kejang, termasuk kopi. Salah-salah nanti malah tersedak dan masuk ke saluran nafas, anaknya justru berhenti bernafas. Tidak ada manfaat apapun dari kopi dalam mencegah/mengobati kejang demam. Anak dapat kejang saat demam karena adanya gangguan hantaran listrik di otak sehingga menimbulkan bangkitan kejang dan risikonya meningkat apabila terdapat riwayat kejang pada orangtuanya atau sudah memiliki kelainan neurologis tertentu. Pemberian minum kopi setiap hari juga tidak berpengaruh dalam rangka pencegahan pada anak yang sudah memiliki riwayat kejang. Kafein pada kopi bahkan lebih banyak bersifat mudharat daripada manfaatnya. Si anak bisa gelisah, tremor dan hiperaktif. Kafein juga dapat menyebabkan asam lambung meningkat sehingga si anak mengeluh sakit perut.
  5. Batuk pada anak biasanya TBC paru. Tidak secara umum! Batuk pada anak justru lebih sering karena alergi atau infeksi virus di saluran nafas, berbeda dengan orang dewasa yang memang manifestasi utama infeksi TBC paru adalah batuk. Hanya pada kasus-kasus tertentu saja batuk pada anak yang terkait TBC. Infeksi TBC pada anak lebih sulit ditegakkan diagnosisnya karena gejala yang timbul dapat menyerupai banyak penyakit. Sehingga terkadang membutuhkan lebih banyak pemeriksaan penunjang dibanding orang dewasa.
  6. Minum susu membuat anak menjadi cerdas. Wah ini sih bisa-bisanya yang bikin iklan ;D. Seorang anak menjadi pintar dipengaruhi banyak faktor, seperti genetik, stimulasi lingkungan dan nutrisi. Peranan susu ada di faktor nutrisi. Nutrisi yang baik akan memperbaiki sambungan-sambungan saraf (sinaps) di otak sehingga rangsang yang didapat dari lingkungan akan diterima dengan baik oleh anak. Anak yang minum susu yang paling mahal dan paling lengkap kandungannya tapi stimulasi tidak dilakukan oleh lingkungan keluarganya ya tetap saja ngga pintar.
  7. Anak tidak nafsu makan, kasih vitamin saja.Sering kan Bunda berpikir begini? Memberikan multivitamin dianggap akan membantu nafsu makan si anak kembali. Padahal banyak faktor yang menyebabkan anak tidak nafsu makan (sudah diposting sebelumnya, ya). Logika kita sebagai orangtua harus dibalik nih, Bun. Pada anak yang sulit makan atau picky eater, mungkin saja akan kekurangan vitamin/mikronutrien tertentu karena asupan makanannya terbatas. Nah kekurangan inilah yang diisi dengan vitamin.Tapi JANGAN menganggap vitamin sebagai jawaban dari semua kasus susah makan, ya, tetap harus dicari tahu penyebabnya.
  8. Anak gemuk itu lucu dan sehat. Kita masih sering berpikir seperti itu kan, Bun? Pasti senang kan melihat anak kecil gemuk dan pipinya tembem. Lucu dan bikin gemas! Yuk diubah pikiran itu. Anak yang gemuk dan cenderung obese seperti bom waktu, membawa sejumlah penyakit yang akan terbuka satu demi satu saat usianya menjelang dewasa. Penelitian telah banyak membuktikan bahwa orang dewasa muda yang di masa kanak-kanaknya mengalami kegemukan, akan memiliki peningkatan risiko mengalami gangguan kardiovaskuler (serangan jantung, stroke, hipertensi) lebih awal. Akibatnya akan terjadi ledakan generasi muda yang tidak produktif karena sakit-sakitan. Anak yang gemuk menjelang remaja juga rawan mengalami depresi sehingga mereka menjadi orang dewasa yang rendah diri. Jadi tidak usah bernafsu membuat anak menjadi gemuk. Sepanjang status gizinya ideal, anak Bunda akan baik-baik saja.
  9. Gigi susu tidak usah dirawat, nanti kan diganti gigi tetap. Lho?? Jelas salah dong, Bun! Gigi susu pun perlu dirawat seperti gigi tetap. Proses makan, mengunyah dan berbicara melibatkan fungsi gigi. Sehingga gigi yang sehat diperlukan. Bayangkan kalau gigi gigis semua, bagaimana si anak bisa makan dengan baik? Jadi upayakan membiasakan anak menyikat giginya sejak gigi pertamanya tumbuh. Kunjungan ke dokter gigi pun harus dilakukan secara teratur minimal 6 bulan sekali. Apabila gigi anak ada yang berlubang, sebaiknya tetap dibawa ke dokter gigi untuk tata laksana lebih lanjut.
  10. Bayi kuning gara-gara tidak dijemur. “Ini gara-gara ngga ada matahari, makanya bayi saya jadi kuning!”. Ah masa sih, Bun? Bayi bisa kuning karena ada pemecahan sel darah merah yang berlebihan. Sebagian besar bayi normal mengalami kuning pada satu minggu pertama. Sebagian membutuhkan terapi sinar dan yang lainnya tidak. Kuning yang tidak normal bila terjadi dalam 24 jam pertama kehidupan. Kuning yang berlangsung lebih dari 2 minggu membutuhkan evaluasi lebih lanjut. Dasar penjemuran dengan sinar matahari adalah karena memiliki panjang gelombang yang dapat memecah bilirubin (zat penyebab kuning) menjadi bahan yang larut air sehingga kadar kuning menjadi turun. Penjemuran bayi dan efeknya terhadap kuning masih menjadi kontroversi. Bagi yang kontra menyatakan bahwa kita tidak pernah tahu berapa paparan panjang gelombang yang dipancarkan matahari setiap hari, sehingga efek terhadap pemecahan bilirubin bermakna. Boleh saja menjemur bayi, namun lebih untuk kepentingan penyerapan vitamin D. Bila akan dijemur, sebaiknya dilakukan pada sekitar jam 7-8 pagi saat radiasi matahari belum terlalu tinggi, selama 10-15 menit. Perhatikan kondisi si bayi jangan sampai kedinginan atau sebaliknya, kepanasan karena bisa menimbulkan luka bakar ringan dan kurang cairan. Apabila bayi Bunda kuning, tetap memerlukan evaluasi dari seorang dokter.
  11. Biar nggak kembung dan bodong, pakai gurita. Bayi bernafas dengan bantuan otot-otot di daerah perut. Apabila bayi menggunakan gurita, tentunya terganggu proses pernafasannya. Jadi disarankan tidak menggunakan gurita pada bayi. Takut bodong? Pusar yang bodong terjadi karena kondisi hernia dan tidak semua anak mengalami hernia kan? Sedangkan kembung terjadi karena udara tertelan masuk lambung saat menyusu, karena itu menyendawakan bayi setelah minum sangat membantu mencegah kembung.
  12. Tidak boleh mandi waktu sakit cacar air. Ya kalau ini sih namanya jorok, deh. Kalau sakit secara umum, sebaiknya tetap mandi supaya higiene kulit tetap terjaga. Apalagi kalau infeksi utamanya di kulit, wah bisa tambah parah kalau tidak mandi. Jadi walaupun anak Bunda sedang cacar air, tetap mandi ya. Tapi hati-hati waktu mengeringkannya, jangan menggosok handuk keras-keras, bisa-bisa gelembung cacar airnya pecah dan menimbulkan bekas.
Masih banyak sebenarnya mitos-mitos lain yang beredar di masyarakat terkait kesehatan dan tumbuh kembang anak. Yang tercantum di atas hanyalah sebagian kecil contoh yang ada.Kita selaku orangtua layak menimbang dengan seksama dengan logika yang rasional sebelum mempraktikkan mitos-mitos yang ada agar tidak merugikan anak kita.

dr. Rini Purwanti - PPDS IKA FKUI/RSCM

sumber : Room For Children